1. Bruxisme (Mengertakan Gigi)
Bruksisme lebih dikenal dengan sebuah
kebiasaan mengertakan gigi ketika seseorang dalam keadaan tertidur,
dalam keadaan tersebut seseorang akan seperti dalam mengunyah ataupun
menggiling sesuatu di dalam mulutnya. Banyak yang mengatakan bahwa ini
diakibatkan oleh adanya tekanan (stres), amarah terpendam, ataupun
seseuatu yang lebih sederhana lagi yakni posisi gigi yang tidak sejajar
sehingga ketika rahang bergerak akan mengeluarkan suara kertakan. Ini
juga dikatakan sebagai kelainan aktivitas rahang, hancurnya gigi, sakit
kepala, dan lainnya.
2. Apnea
Apnea dalam keadaan tertidur merupakan
sebuah kondisi yang serius, ditandai dengan terhenti dan mulai bernapas
kembali selama dalam kondisi tubuh tertidur. Dikatakan sebagai sebuah
kondisi yang mengacu pada gejala terjadinya sebuah serangan stroke.
Beberapa dokter mengatakan bahwa ketika suara dengkuran terdengar keras
ataupun terbangun dan merasakan lelah setelah tertidur semalaman
merupakan sebuah tanda adanya gangguan tidur apnea.
Ada dua jenis
kelainan apne ini: pertama apnea obstruktif (terhalangnya pernafasan),
terjadi ketika otot tenggorokan dalam keadaan relaks dan kemudian jalur
pernafasan tertutup secara tiba-tiba. Kedua, gangguan tidur apnea
tengah, terjadi ketika otak gagal memerintahkan otot-otot yang
diperlukan untuk kegiatan bernafas. Kelainan tidur apnea juga dapat
diakibatkan oleh ekses dari berat badan, tekanan darah tinggi, merokok,
ataupun catatan kesehatan lainnya.
3. Somnabulisme (Tidur Berjalan)
Kelainan tidur somnabulisme dikenal juga
dengan tidur berjalan, dianggap sebuah kelainan yang cukup membahayakan
dan menyakiti orang yang menderitanya. Bagaimanapun juga, merupakan
sebuah kasus kelainan yang serius, para penderita tidur berjalan ini
biasanya melakukan aktifitas sehari-hari dalam keadaan tidurnya,
sehingga bias saja ia melakukan sebuah kegiatan masuk ke mobil dan
mengendarainya.
Dikatakan bahwa 15% tidur berjalan ini dialami oleh
anak-anak berusia 8-12 tahun. Kebanyakan orang yang menderitanya, tidak
mengingat apa yang telah dilakukannya dalam keadaan tertidur, namun akan
terbangun dengan mata berkaca-kaca dan bingung (kikuk). Tidur berjalan
dapat diakibatkan oleh suatu masalah yang tidak diketahui oleh
penderitanya, seperti kelainan tidur apnea, PTSD (Post-Traumatic Stress
Disorder), arrhythmias (kondisi ketika jantung berdegap tidak teratur),
dan semua penyebab ini tidak berusaha diobati oleh si penderita
(somnabulis).
4. Narkolepsi
Ketika kita semua merasakan kelelahan
setelah beraktifitas seharian, namun bagi para penderita narkolepsi
umumnya merasa lelah dalam sehari-harinya dan akan lebih sering
mengalami kondisi tertidur secara tiba-tiba. Kelainan tidur narkolepsi
merupakan hal yangs serius, namun masih belum ditemukan penyembuhnya.
Satu dari 2.000 orang dikatakan sebagai penderita narkolepsi.
Beberapa
penanganan telah dilakukan untuk para penderita narkolepsi ini, namun
tidak ada yang secara keseluruhan menyembuhkan dan menghilangkan kondisi
ini. Beberapa dokter mengatakan hal ini disebabkan oleh zat kimia yang
ada di dalam otak, hipokretin, memiliki andil besar dalam kelainan
narkolepsi ini. Umumnya merupakan sel otak yang rusak, yang menyebabkan
gangguan pola tidur, sebagaimana diketahui juga hipokretin menyebabkan
REM (gerakan mata) seperti dalam kondisi terjaga. Meski demikian tiada
seorang pun yang mengetahui penyebab kerusakan dan bagaimana sel itu
bias rusak.
5. Restless Legs Syndrome (RLS)
Dalam kasus lain, bias pula merupakan sensasi yang menyakitkan, yang membuat seseorang sulit untuk terduduk atau merebahkan tubuhnya ketika terjadi RLS.Dikatakan bahwa penyebab RLS ini diakibatkan pola tidur yang buruk di malam hari dan mudah terbangun dini hari, disebabkan oleh terganggunya pola tidur normal. Dikatakan pula hal ini terjadi pada orang-rang Amerika dan Eropa Utara, mulai 5 hingga 10 %.